Banyuwangi untuk yang pertama

Ini adalah cerita tentang perjalanan pertama saya bersama bocah-bocah sahabat plesir saya. Awalnya ide buat jalan-jalan ini tercetus saat saya, Mayu, Aurel, Irham, Nizam, Koped, dan Palah nonton konser Maliq di Sutos. Setelah diskusi tentang itinerary dan ngajak teman-teman yang lain, akhirnya saya, Mayu, Aurel, Dita Soang, Irham, Nenda, dan Nizam berangkat tanggal 31 Januari 2015 dari Surabaya. Destinasi kami adalah Alas Purwo dan Teluk Hijau (Green Bay) yang terletak di Banyuwangi.

TAMAN NASIONAL ALAS PURWO
Destinasi utama kami adalah Pantai Plengkung atau lebih dikenal dengan sebutan G-land oleh wisatawan asing yang terletak di Taman Nasional Alas Purwo. Untuk mencapai pantai tersebut bisa melalui jalur darat atau lewat jalur laut. Biasanya para turis asing dari Bali melewati jalur laut dengan kapal untuk sampai ke sana, sedangkan kami melewati jalur darat dari Alas Purwo itu sendiri. Kami sampai tengah malam di Taman Nasional Alas Purwo. Di gerbang penjaga taman nasional ini, kami melapor tujuan kedatangan kami dan kemudian masuk ke dalam Alas Purwo. Jalan yang dilewati mobil berlumpur, berlubang, dan berbatu. Karena gelap, terkadang beberapa lubang tidak bisa dihindarkan. Kami kemudian menuju Pantai Pancur karena dari pantai ini lah kita bisa memesan jeep untuk sampai ke Pantai Plengkung. Kami tidur sebentar dalam mobil. Kami pun terbangun karena ritual yang dilakukan beberapa pengunjung. Memang di Alas Purwo banyak sekali pengunjung yang datang untuk melakukan ritual terutama di goa yang terletak di taman nasional ini, sehingga tidak heran saat itu musholanya pun wangi kemenyan.

PANTAI PANCUR
 
Saat subuh, kami jalan kaki turun ke Pantai Pancur sambil menikmati matahari pagi yang mulai terbit. Indah banget! Ketika sudah terang dan balik ke parkiran mobil, kami melihat banyak monyet berkeliaran. Meski demikian, monyet di pantai ini ga seganas monyet yang di Teluk Hijau. Setelah jeep dan supirnya datang, kami kemudian berangkat menuju Pantai Plengkung sekitar jam setengah 9 pagi. Karena ada pohon tumbang di tengah perjalanan, kami sempat berhenti menunggu bantuan penduduk setempat yang datang membawa kapak untuk menebang dan menyingkirkan pohon tumbang itu supaya mobil kami bisa lewat. Kami melewati hutan dengan tanah yang berlumpur dan berbatuan untuk sampai ke pantai tersebut. Setelah mobil diparkir, kami berjalan menyusuri Pantai Plengkung hingga ke ujungnya.

PANTAI PLENGKUNG
Pantai Plengkung atau G-land merupakan pantai yang terkenal dengan ombaknya yang menjadi favorit para pencinta surfing. Penduduk setempat bilang pantai ini ramai mulai bulan April sampai November karena ketinggian ombak bisa mencapai sekitar 9-11 meter yang merupakan surga bagi para peselancar. Saat kami ke sana, yaitu tanggal 1 Februari 2015, memang bukan musim selancar dan laut sangat tenang. Kami pun bisa berenang dengan bebas sampai puas. Tapi harus tetap hati-hati karena di lautannya banyak karang dan pasirnya pun bukan pasir halus.

Setelah puas berenang, kami pun memasak mie dan sarden untuk sarapan kami. Setelah makan, semua sampah kami masukkan plastik dan kami bawa balik. Tidak boleh sampai meninggalkan sampah dan merusak alam.

Setelah makan, kami kembali berjalan menuju jeep. Selama di G-land ini kami sempat mampir ke resort untuk para peselancar. Tidak ada yang menginap sama sekali karena memang bukan musim pengunjung. Hari itu kami benar-benar seperti di private land. Hanya kami dan alam. Puas sekali. Setelah sampai di Pantai Pancur, kami kembali meneruskan perjalanan.

SABANA SADENGAN
Kami kemudian ke Sabana Sadengan yang terletak di Alas Purwo juga. Dari gardu pandang kita dapat melihat hewan-hewan terutama banteng yang berkeliaran bebas di sabana ini, namun karena saat itu kami sudah kesiangan dan bukan feeding time maka tidak ada yang hewan yang keluar. Kami pun berjanji saat itu kalau ke Alas Purwo lagi harus mampir Sabana Sadengan saat feeding time.

TELUK HIJAU
Banyuwangi merupakan kota di Jawa Timur dengan taman nasional terbanyak. Ada Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, dan Taman Nasional Meru Betiri. Teluk Hijau masuk di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Dari Alas Purwo menuju Meru Betiri cukup jauh. Kami tiba di sana sekitar jam 4 sore. Untuk menuju Teluk Hijau ada dua cara, bisa melewati jalur laut ataupun darat. Kita bisa naik perahu dari Pantai Rajegwesi ataupun jalan kaki dari kawasan Pantai Teluk Hijau. Kami memilih jalan kaki atau trekking sekitar setengah jam dari parkiran mobil. Jam 5 sore adalah batas waktu terakhir pengunjung boleh menikmati Pantai Teluk Hijau karena ombak mulai besar dan langit mulai gelap. Memang di sepanjang jalan menuju pantai ini tidak ada penerangan. Yang ada hanya monyet-monyet yang berkeliaran. Mereka tidak segan-segan menjambret plastik pengunjung untuk mencari makanan. Karena kami sudah sangat kesorean, kami tidak sempat berenang di pantai ini dan kami pun diusir oleh para penjaga pantai. Tapi setidaknya kami sempat menyaksikan keindahan pantai ini. Laut hijau kebiruan yang indah.

Kami pun kembali pulang ke Surabaya dan tiba dini hari.
Selalu ada kata rindu untuk keindahan alam.

Comments