Diari PTT Halsel : Morotai
Salah satu enaknya PTT adalah pertemanan kita bertambah banyak. Bukan cuman kenal kakak-kakak dokter yang lagi PTT di Halsel, maupun alumninya, tapi juga banyak orang lain. Seperti saat nikahan Kak Sil jadi kenal dokter PTT cabang Morotai di sana (Dita, Lisa, Mas Panji). Bahkan jadi merasa dunia sempit. Contohnya Mas Panji, yang ternyata kakak kelas Mas Fuad, juga sahabatnya Mas Restu (kakak kelas aku dan Dita), dan sahabatnya sahabat dekat Mbak Dennise.
Kami diundang dokter PTT Morotai untuk pi baronda ke Morotai. Tobelo memang sudah dekat sekali dengan Morotai jadi ibaratnya mumpung sudah dekat ya sekalian aja nyebrang. Sebagian kakak-kakak dokter sudah pernah ke Morotai memutuskan untuk ga ikut dan mereka pi ron Ternate. Jadilah yang pergi aku, Mbak Dennise, Mbak Yennie, Mas Fuad, dan Dita juga.
Tanggal 23 April pagi jam setengah 9 kami menyeberang naik speed penumpang dari Tobelo ke Morotai. Ternyata kami satu speed dengan Dokter Sutomo, dokter spesialis anak yang masih sealmamaterku dan dulunya tahun 80-an PTT di Morotai. Dia sedang liburan untuk nostalgia lagi ke tempat PTT-nya dulu. Mungkin kelak aku juga gitu kali ya. Di pelabuhan kami dijemput Lisa dan Ila naik mobil polisi. Hammadan penyambutannya... Setelah dari penginapan dan mencari sarapan kami berangkat ke De Aloha Jababeka.
Kami (aku, Mbak Dennise, Mbak Yennie, Mas Fuad, Mas Panji, Ila, Lisa, dan Dita) lanjut Island Hopping dengan guide dan kapal kayu kecil Dive Morotai. Sayangnya waktu datang cuaca sedang buruk dan kesiangan juga. Hujan dan berombak sekali. Jadi di dalam kapal kayu pun baju kami basah. Pertama kami ke Pulau Pasir Timbul. Hanya pasir yang berbentuk pulau kecil. Lautan di sekitar warnanya tosca.
Setelah dari sana, kami berangkat ke Pulau Kokoya. Hanya turun sebentar untuk foto. Lalu kami lanjut ke Pulau Koloray. Di sana kami mencoba makanan yang terbuat dari kacang merah dan juga membeli ikan asin. Katanya sih ikan asin paling terkenal se-Maluku Utara sampai diekspor ke Aceh juga.
Kemudian kami lanjut snorkeling. Guidenya jago banget, tau spot snorkeling yang bagus. Kalau kamu ke Morotai, mungkin bisa coba jasa Dive Morotai di De Aloha. Sayang karena kesiangan arusnya sangat amat kuat. Tapi asli bawah lautnya cantik. Untuk pulau pasir putih yang nyambung dan warna tosca memang ada di mana-mana, bahkan menurutku pribadi jauh lebih bagus Kepulauan Widi. Tapi untuk urusan bawah laut, semua wilayah punya karakter keunikan masing-masing dan sama-sama cantik. Karakter khas bawah laut Morotai adalah karangnya yang berbentuk piring-piring besar dikelilingi karang-karang kecil, lalu pasir. Jadi karangnya jarang-jarang tapi kebanyakan piring besar dan masih hidup berwarna. Kalau kamu ke Morotai untuk snorkeling disaranin banget cari guide yang emang tau spotnya. Spot kami ini kalau ga salah lautan di balik Pulau Kokoya.
Setelah snorkeling, kami ke Pulau Dodola. Karena kesiangan, lautnya sudah pasang. Jadi pasir putih yang menghubungkan Pulau Dodola Kecil dan Dodola Besar udah mulai ga keliatan. Pulau Dodola khasnya adalah pasir putih dengan pohon-pohon cemara lautnya. Di Pulau Dodola ada banyak sekali wisatawan lain. Pulau ini jadi rame. Bahkan ada yang naik banana boat juga. Memang dibandingkan tempat wisata lain di Maluku Utara, Morotai memang yang paling komersiil karena pernah ada festival Sail Morotai. Jadi akses dan fasilitas juga jauh lebih mudah.
Dari Pulau Dodola kami menuju destinasi terakhir island hopping kami, yaitu Pulau Zum-Zum. Pulau ini dikenal juga dengan Mc Arthur Island karena sejarah dulu Mc Arthur pernah ke sana menjadikan itu benteng.
Setelah island hopping kami berakhir, kami pun menuju penginapan untuk mandi dan istirahat sebentar. Malam kami lanjut makan di alun-alun Morotai. Besoknya kami pulang pagi dengan speed dan ga sengaja ketemu lagi sama Dok Sutomo. Setelah itu dari Tobelo lanjut naik otto ke Sofifi, kemudian lanjut lagi otto ke Maffa. Kami baru sampai maghrib di Maffa. Jauh dan lama juga perjalanan hari itu.
Comments
Post a Comment