Balekambang dan Museum Malang Tempo Dulu

Untuk merayakan ulang tahun dan liburan tanggal merah yang cukup panjang, saya dan teman-teman memutuskan untuk pergi ke Malang dengan tujuan utama yaitu pantai karena udah lama ngga ke pantai. Kangen banget sama birunya laut yang menyatu dengan langit.

PANTAI BALEKAMBANG
Saya dan teman-teman memutuskan untuk pergi ke Pantai Balekambang yang terletak di Kabupaten Malang atau biasanya orang-orang menyebutnya Malang Selatan. Di pesisir Malang Selatan banyak sekali pantai-pantai yang bisa dikunjungi. Sebagian besar memang sudah dikelola dan dikenakan biaya masuk bagi pengunjung. Perjalanan menuju Balekambang cukup mudah dengan petunjuk-petunjuk jalan yang memadai. Meski berkelok-kelok dan sempit, jalan menuju pantai Balekambang tergolong cukup baik. Kami berangkat jam 4 pagi dari Surabaya untuk menghindari macet. Perjalanan menuju Malang Selatan dari Surabaya ditempuh sekitar 4 jam, 2 jam menuju Malang Kota dan 2 jam lagi sampai di pantainya.

Garis pantai Balekambang cukup luas dari pintu masuk menuju pura dan mobil bisa diparkirkan sepanjang jalan tersebut. Setelah kami memakirkan mobil, kami segera menggelar tikar untuk sarapan dengan bekal yang sudah kami bawa dari Surabaya. Rasanya seperti piknik. Tentu saja, sampah harus dibawa untuk dibuang ke tempat sampah. Tidak membuang sembarangan dan merusak alam ini.

Geng Cinta ala-ala berlibur ke pantai. Cici, Mamak, Yayak, Gracek, Mica.

Setelah selesai makan dan puas foto-foto, kami kemudian naik mobil lagi menuju pura. Pura ini merupakan ikon dari Pantai Balekambang. Untuk sampai ke pura, kita harus jalan kaki sebentar. Pura ini masih digunakan umat Hindu untuk beribadah. Bagi kamu yang ingin memacu adrenalin, terdapat flying fox di pantai ini.

Di pantai dekat tangga menuju pura, terdapat banyak tanaman bakau. Para pengunjung bisa berenang di sekitar sini. Berenang di area pantai dengan ombak besar sangat tidak diperbolehkan. Di sepanjang pantai Balekambang banyak warung-warung yang buka. Kami memesan kelapa muda dengan harga sepuluh ribu di sana. Berlibur ke pantai memang sangat menyenangkan. That's because b.e.a.c.h. is best escape anyone could have.


UNICCONE
Setelah dari pantai, kami menuju Malang kota. Setelah beristirahat sejenak, kami kemudian mencari makan dan memilih es krim sebagai dessert. Saya selalu suka dengan es krim. Es krim di Uniccone ini enak dengan varian rasa yang unik dan harga juga masih terjangkau. Es krim saya adalah baby blue yang medium dengan saus taro dan topping marshmallow serta buah anggur. Jika kalian ke Malang kota, mungkin kalian bisa mencobanya.


RESTORAN INGGIL DAN MUSEUM MALANG TEMPO DOELOE
Keesokan harinya, sebelum kami kembali ke Surabaya, kami makan dulu di Restoran Inggil. Restoran ini berada di dekat dan masih satu kawasan dengan Museum Malang Tempo Dulu sehingga suasana dan desain interior di ruangan restoran ini sinergi dengan museum tersebut dan kental dengan budaya Jawa. Makanan yang dijual adalah makanan khas Jawa dengan harga cukup terjangkau. Makanannya sangat enak, namun sayang pelayanannya sedikit mengecewakan. Ya mungkin saja karena kewalahan dengan jumlah pengunjung yang meningkat saat liburan panjang seperti ini.

Setelah makan kami segera menuju Museum Malang Tempo Dulu yang bangunannya terletak di sebelah restoran tersebut. Biaya masuknya sebesar lima belas ribu. Jika Jogja memiliki Museum Ulen Sentalu, maka Malang memiliki museum ini. Meski tidak baik jika disandingkan, keduanya sama-sama memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Saya sangat kagum dengan arsitektur dan desain interior di museum Malang Tempo Dulu ini. Dengan bangunan yang tergolong kecil untuk sebuah museum, mereka mampu memanfaatkan semua ruang dengan sangat baik. Instalasi yang terdapat di setiap ruangnya bagus dan cocok dengan tema per ruangan. Di dalam museum ini kita diajak untuk melihat Malang dari masa lampau bahkan zaman purbakala, kerajaan Singosari, penjajahan, Indonesia merdeka, hingga sampai saat ini. Sebagai penyuka sejarah dan museum, saya senang bisa mengunjungi tempat ini. Semoga pemilik museum tersebut dapat mengelola tempat ini dengan lebih baik bahkan hingga bertahun-tahun mendatang.

Akhir kata, saya ucapkan: "Jangan lupa bahagia!"

Comments